Kasus pendugaan makar
yang belakangan ini terjadi di Indonesia membuat kita sebagai orang percaya
berpikir, apakah orang Kristen boleh melakukan makar? Apakah kita harus menuruti hukum pemerintah meskipun salah?
Dalam 1
Petrus 2:13-14 dengan jelas dituliskan bahwa kita harus tunduk pada penguasa
oleh karena Allah. “Tunduklah, karena Allah,
kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang
tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.”
Terdapat
dua rasul yang mengajarkan mengenai taat hukum, yaitu versi Rasul Petrus dan
Versi Paulus. Dari kedua versi tersebut kita dapat belajar bagaimana cara bersikap tunduk kepada penguasa.
Petrus
mengajarkan baiknya kita sebagai umat Allah memberikan apa yang patut diberikan
bagi Raja (pemerintahan), maksudnya dari iuran-iuran kecil di lingkungan kita
hingga pajak-pajak negara yang harus kita bayar. Mari kita bandingkan dengan pengajaran oleh Paulus dalam Roma 13:1-7.
13:1 “Tiap-tiap
orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada
pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
13:2 Sebab
itu barang siapa yang melawan pemerintah, ia melawan keketapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.
13:2 Sebab
jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia
berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.
13:4 Karena
pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat
jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah
adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.
13:5 Sebab
itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.
13:6 Itulah
juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalaj pelayan-pelayan Allah.
13:7 Bayarlah
kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak
menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut
kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.
Sebagai
orang Kristen kita biberi mandat untuk taat kepada pemerintah. Namun, bagaimana
jika pemerintah melakukan hal yang tidak baik di mata Allah? Apakah kita harus mengikuti pemerintah yang ingin kita berbuat jahat?
Dalam Titus
3:1-2 dijelaskan bahwa, “Ingatkanlah
mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat
dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.”
Dari firman
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kita memang diperintahkan untuk tunduk
kepada pemerintah, namun untuk melakukan hal-hal baik saja dan bukan perkara jahat.
Rasul
Petrus menjelaskan dalam Kisah Para Rasul 4:19, “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah:
taat kepada kamu atau taat kepada Allah.” Dan juga di dalam Kisah Para
Rasul 5:29, “Tetapi Petrus dan
rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari
pada kepada manusia.””
Taat kepada
Allah merupakan hal yang mutlak, namun kita juga harus tunduk kepada otoritas
pemerintah yang membawa kebaikan mengingat tidak ada pemerintah yang tidak
berasal dari Allah. Namun, kita hanya diperintahkan untuk melakukan hal yang
baik saja.